Upacara Bendera Hari Senin di SMPN 2 Sugio: Menanamkan Kedisiplinan dan Semangat Berbagi di Tengah Fenomena Panas Ekstrem
Senin pagi, tanggal 20 Oktober 2025, lapangan SMP Negeri 2 Sugio tampak ramai dan penuh semangat. Sejak pukul 06.30 WIB, para siswa-siswi sudah berbaris rapi di lapangan upacara, mengenakan seragam lengkap dan atribut merah putih yang berkilau tertimpa sinar matahari pagi. Meski udara mulai terasa hangat sejak matahari terbit, semangat kebangsaan dan kedisiplinan terpancar jelas dari wajah seluruh peserta upacara.
Kegiatan rutin setiap hari Senin ini menjadi salah satu sarana penting dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme, tanggung jawab, dan kedisiplinan kepada seluruh warga sekolah. Pada kesempatan kali ini, pembina upacara adalah Ibu Dra. Lusi K.D., salah satu guru senior di SMPN 2 Sugio yang dikenal tegas, berwibawa, sekaligus penuh perhatian kepada peserta didiknya.
Jalannya Upacara Bendera
Upacara dimulai tepat pukul 07.00 WIB dengan penuh khidmat. Petugas upacara berasal dari Tim I kelas 8 yang sudah mempersiapkan diri sejak beberapa hari sebelumnya. Mereka tampil percaya diri dalam menjalankan setiap bagian upacara, mulai dari pengibaran bendera Merah Putih, pembacaan teks Pancasila, UUD 1945, hingga janji siswa.
Ketika bendera Merah Putih mulai dikibarkan dengan iringan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, seluruh peserta upacara berdiri tegak dengan sikap sempurna. Suasana lapangan mendadak hening, hanya terdengar suara lantang para petugas dan alunan lagu kebangsaan yang dinyanyikan dengan penuh semangat. Di tengah udara pagi yang mulai terasa panas, rasa cinta tanah air seolah menyalakan semangat baru dalam diri setiap siswa.
Setelah pengibaran bendera, acara dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila oleh pemimpin upacara, diikuti seluruh peserta dengan suara lantang dan kompak. Sementara itu, para guru, staf tata usaha, dan karyawan sekolah berdiri rapi di sisi belakang barisan siswa, ikut menunjukkan keteladanan dalam disiplin dan kesopanan selama pelaksanaan upacara.
Amanat Pembina Upacara: Tentang Kedisiplinan, Semangat Belajar, dan Kepedulian Sosial
Setelah seluruh rangkaian utama selesai, tiba saatnya bagi pembina upacara, Ibu Dra. Lusi K.D., untuk memberikan amanat. Dengan langkah tenang, beliau berdiri di depan peserta upacara dan menyampaikan pesan yang penuh makna. Dalam amanatnya, Ibu Lusi menekankan tiga hal penting yang harus selalu dipegang oleh seluruh warga SMPN 2 Sugio, yaitu kedisiplinan, semangat belajar, dan semangat berbagi.
Beliau mengawali amanat dengan menekankan pentingnya kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. “Anak-anakku sekalian,” ujar Ibu Lusi dengan suara tegas namun lembut, “disiplin adalah kunci kesuksesan. Disiplin datang ke sekolah tepat waktu, disiplin berpakaian, dan disiplin dalam belajar akan membentuk karakter yang kuat dan bertanggung jawab. Tanpa disiplin, cita-cita akan sulit tercapai.”
Beliau kemudian melanjutkan dengan mengingatkan para siswa agar tidak mudah menyerah dalam belajar, meskipun tantangan yang dihadapi semakin banyak. “Kita hidup di zaman yang penuh persaingan. Siapa yang mau berusaha dan belajar sungguh-sungguh, dialah yang akan berhasil. Jangan pernah malu untuk bertanya, jangan takut untuk gagal. Kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,” pesannya disambut tepuk tangan dari para guru dan siswa.
Selain kedisiplinan dan semangat belajar, Ibu Lusi juga menyinggung pentingnya berbagi dan berinfaq, terutama dalam program rutin sekolah yang dilakukan setiap hari Jumat. Beliau mengajak seluruh siswa untuk ikut serta dalam kegiatan Jumat Berkah melalui infaq, sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap sesama. “Kita tidak akan miskin karena berbagi,” ucap beliau penuh keyakinan. “Sebaliknya, dengan berbagi, hati kita akan menjadi lebih tenang dan bahagia. Jadikan infaq setiap Jumat sebagai kebiasaan baik yang terus kita jaga.”
Pesan Kesehatan di Tengah Panas Ekstrem
Di akhir amanatnya, Ibu Lusi menyinggung fenomena panas ekstrem yang sedang melanda wilayah Kabupaten Lamongan beberapa minggu terakhir. Suhu udara yang meningkat signifikan membuat aktivitas di luar ruangan menjadi lebih berat, termasuk saat pelaksanaan upacara.
“Bapak dan Ibu guru pasti merasakan bagaimana panasnya cuaca belakangan ini. Karena itu, saya berpesan kepada seluruh siswa untuk menjaga kesehatan,” ujar beliau sambil mengusap peluh di dahi. “Perbanyak minum air putih, jangan jajan sembarangan, dan tetap jaga daya tahan tubuh. Jika merasa tidak enak badan, segera lapor kepada guru piket atau UKS.”
Suasana lapangan yang mulai terasa terik tidak mengurangi semangat peserta upacara untuk mendengarkan pesan dari pembina. Para siswa terlihat serius menyimak setiap kata yang diucapkan. Banyak dari mereka mengangguk pelan, menandakan mereka memahami dan menerima pesan moral yang disampaikan.
Kesan dan Antusiasme Peserta
Setelah upacara selesai, beberapa siswa menyampaikan kesan positif terhadap pelaksanaan upacara kali ini. Menurut Rina, siswi kelas VIII-B, amanat dari Ibu Lusi membuatnya semakin bersemangat untuk belajar lebih disiplin. “Bu Lusi selalu bisa menyampaikan pesan dengan cara yang menyentuh. Beliau tidak hanya menyuruh kami disiplin, tapi juga memberi contoh lewat keteladanan,” ujarnya.
Sementara itu, Rafif, siswa kelas IX-C, mengatakan bahwa kegiatan infaq Jumat yang disinggung dalam amanat pembina adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. “Kami senang bisa ikut berbagi, walau sedikit. Kadang uang jajan disisihkan untuk infaq, rasanya menyenangkan karena bisa membantu orang lain,” katanya dengan senyum bangga.
Para guru pun merasa bangga dengan pelaksanaan upacara kali ini. Bapak Heru Santoso, guru olahraga yang juga bertugas sebagai pengatur barisan, menuturkan bahwa upacara berjalan lancar dan tertib. “Anak-anak luar biasa hari ini. Walaupun cuaca panas, mereka tetap disiplin dan fokus. Ini bukti bahwa latihan dan pembinaan karakter di sekolah membuahkan hasil,” ujar beliau.
Makna di Balik Upacara Senin Pagi
Upacara bendera bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi memiliki makna yang dalam bagi seluruh warga sekolah. Di balik barisan yang rapi, lagu kebangsaan yang dikumandangkan, dan pidato yang disampaikan, terdapat proses pembentukan karakter yang tidak bisa dinilai dengan angka.
Melalui upacara bendera, siswa belajar menghargai waktu, menaati aturan, bekerja sama, dan menunjukkan rasa hormat kepada simbol negara. Amanat pembina menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Pesan Ibu Dra. Lusi K.D. tentang kedisiplinan, semangat belajar, dan berbagi menjadi pengingat bahwa pendidikan tidak hanya soal nilai akademik, tetapi juga pembentukan sikap dan karakter. Sementara itu, pesan tentang menjaga kesehatan di tengah panas ekstrem menunjukkan kepedulian sekolah terhadap kondisi nyata yang dihadapi masyarakat saat ini.
Penutup: Menjadi Generasi Disiplin, Cerdas, dan Peduli
Kegiatan upacara bendera di SMPN 2 Sugio pada Senin, 20 Oktober 2025, berakhir sekitar pukul 07.45 WIB dengan tertib. Seluruh peserta kembali ke kelas masing-masing untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan semangat baru. Meski matahari semakin terik, semangat kebersamaan dan nasionalisme tetap menyala di hati setiap warga sekolah.
Pesan moral dari Ibu Dra. Lusi K.D. akan terus diingat oleh para siswa: bahwa kedisiplinan adalah pondasi keberhasilan, semangat belajar adalah jalan menuju masa depan yang cerah, dan berbagi adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama. Dengan mempraktikkan nilai-nilai tersebut, diharapkan seluruh siswa SMPN 2 Sugio tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berkarakter, dan berjiwa sosial tinggi, siap menghadapi tantangan zaman dengan tangguh dan berintegritas.





