Upacara Hari Pahlawan di SMP Negeri 2 Sugio

Serunya Upacara Hari Pahlawan di SMP Negeri 2 Sugio

Hari itu, suasana di SMP Negeri 2 Sugio terasa berbeda banget dari hari-hari biasanya. Dari pagi-pagi buta, halaman sekolah sudah ramai oleh suara siswa yang bercanda sambil menata barisan. Tapi yang paling menarik, semua warga sekolah — mulai dari guru, staf, sampai siswa — berpakaian ala pejuang!

Ada yang pakai baju tentara lengkap dengan ikat kepala merah putih, ada yang mengenakan sarung dan peci hitam seperti pahlawan masa dulu, bahkan ada yang meniru gaya pejuang wanita dengan kebaya dan selendang di bahu. Pokoknya seru banget! Sekolah terasa seperti sedang kembali ke masa perjuangan tahun 1945.


Suasana Pagi yang Penuh Semangat

Udara pagi di Sugio terasa segar. Langit cerah, matahari belum terlalu panas, dan angin berhembus pelan membuat bendera merah putih yang sudah siap di tiang berkibar perlahan. Semua siswa berbaris rapi di lapangan dengan wajah penuh antusias. Walaupun beberapa teman tampak geli dengan pakaian unik mereka, tapi semua tetap tertib.

Sekitar pukul 07.00, suara petugas upacara mulai terdengar. “Upacara Hari Pahlawan akan segera dimulai!” Semua siswa langsung bersiap. Tak lama kemudian, terdengar lagu Indonesia Raya berkumandang. Semua bernyanyi dengan semangat, sementara bendera merah putih dinaikkan dengan khidmat. Rasanya benar-benar merinding waktu melihatnya.

Di barisan depan, berdiri sosok yang sangat dihormati di sekolah kami, yaitu Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sugio, Bapak Nurhadi, S.Pd., M.E. Beliau hari itu menjadi pembina upacara. Penampilannya pun keren, memakai pakaian dinas lengkap dengan topi hitam. Wajah beliau tampak berwibawa, tapi tetap hangat seperti biasanya.


Amanat dari Bapak Nurhadi

Setelah semua rangkaian awal selesai, tibalah saat yang paling ditunggu: amanat dari pembina upacara. Begitu Bapak Nurhadi maju ke podium, suasana langsung hening. Semua mata tertuju ke arah beliau. Dengan suara tegas tapi penuh semangat, beliau mulai berbicara.

“Anak-anakku semua, hari ini kita memperingati Hari Pahlawan. Hari di mana kita mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raga demi merah putih berkibar di langit yang merdeka.”

Suara beliau menggema di seluruh lapangan. Kami semua mendengarkan dengan serius. Aku sempat melirik teman-teman di sebelahku; semua tampak kagum dan terinspirasi.

Bapak Nurhadi melanjutkan,

“Para pahlawan berjuang tanpa pamrih. Mereka tidak peduli lelah, lapar, bahkan nyawa sekalipun mereka pertaruhkan. Semua dilakukan untuk bangsa ini, untuk kita semua, agar kita bisa hidup di zaman yang merdeka seperti sekarang.”

Mendengar itu, aku jadi mikir. Dulu pahlawan harus bertarung di medan perang dengan peluru dan senjata, sedangkan kami sekarang cuma berjuang melawan rasa malas dan tugas sekolah yang menumpuk. Tapi semangatnya harus sama, kata Pak Nurhadi.

Beliau juga bilang,

“Sekarang perjuangan kalian adalah belajar dengan sungguh-sungguh, menjadi pelajar yang jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Itulah cara kalian meniru semangat para pahlawan.”

Kata-kata itu benar-benar mengena di hati. Aku merasa seperti sedang diingatkan untuk tidak menyerah dan tetap semangat walau kadang merasa lelah belajar atau menghadapi ujian.


Pesan untuk Meniru Semangat Pahlawan

Selain berbicara tentang pengorbanan para pahlawan, Bapak Nurhadi juga memberikan pesan yang sangat penting bagi kami semua. Beliau mengingatkan agar siswa-siswi SMP Negeri 2 Sugio bisa meniru semangat juang para pahlawan.

“Anak-anakku, jadilah pahlawan masa kini. Kalian tidak perlu mengangkat senjata, tapi kalian bisa berjuang dengan cara lain. Misalnya, membantu teman yang kesulitan, menjaga kebersihan sekolah, menghormati guru, dan tentu saja, belajar dengan sungguh-sungguh.”

Beliau juga menambahkan bahwa setiap orang punya cara sendiri untuk menjadi pahlawan. Guru bisa menjadi pahlawan bagi muridnya, siswa bisa menjadi pahlawan bagi keluarganya, dan siapa pun bisa menjadi pahlawan bagi lingkungannya.

Semua yang mendengar tampak terinspirasi. Aku sendiri jadi merasa lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat, seperti rajin membantu dan tidak menunda-nunda tugas.


Yel-Yel SiSukMa yang Mengguncang Lapangan

Setelah amanat selesai, suasana mendadak berubah jadi lebih hidup. Bapak Nurhadi tersenyum dan berkata dengan suara lantang,

“Sebelum kita akhiri upacara ini, mari kita kobarkan semangat perjuangan dengan yel-yel kebanggaan sekolah kita!”

Semua siswa langsung bersiap. Bapak Nurhadi memimpin dengan penuh semangat:

“Siapa kita?”
SiSukMa!” (SMP Negeri 2 Sugio)
“Siap sukses?”
Siap maju!

Suara kami menggema di seluruh lapangan. Beberapa siswa bahkan meneriakkannya sambil mengepalkan tangan ke udara. Guru-guru pun ikut tersenyum bangga melihat semangat kami yang luar biasa.

Aku sendiri merasa seperti mendapatkan suntikan semangat baru. Rasanya energi positif memenuhi seluruh lapangan sekolah. Yel-yel itu bukan cuma seru, tapi juga mengingatkan kami bahwa kami, siswa SMP Negeri 2 Sugio, harus siap berjuang untuk sukses dan maju seperti para pahlawan dulu.


Setelah Upacara: Suasana Hangat dan Bahagia

Selesai upacara, suasana di sekolah tetap ramai. Semua saling memuji kostum satu sama lain. Ada yang pakai kemeja putih dengan ikat kepala merah, ada juga yang membawa replika bambu runcing dari karton. Beberapa guru bahkan mengajak foto bersama di depan tiang bendera.

Rasanya menyenangkan melihat semua warga sekolah kompak dan bersemangat memperingati Hari Pahlawan. Walaupun hanya lewat upacara sederhana, tapi maknanya besar banget. Kami belajar bahwa menjadi pahlawan itu tidak harus bertempur di medan perang.

Makna Hari Pahlawan Bagi Kami

Buatku pribadi, upacara Hari Pahlawan kali ini benar-benar berkesan. Tidak hanya karena seragam pejuangnya yang keren, tapi juga karena pesan dari Bapak Nurhadi yang benar-benar menyentuh hati. Aku belajar bahwa perjuangan tidak selalu harus besar. Bahkan hal kecil pun bisa jadi berarti kalau dilakukan dengan semangat dan keikhlasan.

Misalnya, membantu teman yang kesulitan mengerjakan PR, menjaga kebersihan kelas, atau belajar giat supaya bisa membanggakan orang tua. Semua itu bentuk perjuangan juga, kan?

Selain itu, aku jadi sadar bahwa semangat pahlawan itu harus terus hidup di hati kita, terutama generasi muda. Kalau kita malas dan tidak peduli dengan sekitar, maka perjuangan para pahlawan dulu akan sia-sia. Tapi kalau kita rajin, peduli, dan semangat, maka kita sudah ikut menjaga hasil perjuangan mereka.


Penutup: Semangat SiSukMa Tak Pernah Padam!

Upacara Hari Pahlawan di SMP Negeri 2 Sugio tahun ini bukan hanya acara seremonial biasa. Di balik kostum pejuang dan yel-yel semangat, ada makna besar tentang perjuangan, pengorbanan, dan cinta tanah air.

Bapak Nurhadi, S.Pd., M.E., lewat amanatnya, berhasil membuat kami semua sadar betapa berharganya kemerdekaan yang kita nikmati sekarang. Dan yang lebih penting, beliau berhasil menyalakan semangat juang di hati kami semua untuk terus maju dan sukses.

Sekarang, setiap kali aku mendengar yel-yel kebanggaan sekolah kami, aku selalu teringat suasana pagi itu. Suara semangat yang menggema di udara, bendera merah putih yang berkibar indah, dan pesan dari Bapak Kepala Sekolah yang akan selalu aku ingat:

“Tiru semangat para pahlawan! Siapa kita?”
SiSukMa!
“Siap sukses?”
Siap maju!

Dan begitulah, upacara Hari Pahlawan di SMP Negeri 2 Sugio menjadi momen yang tidak hanya meriah, tapi juga penuh makna. Semangat pahlawan tetap hidup di hati kami, siswa-siswi SiSukMa, yang siap sukses dan siap maju untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Sekolah Lainnya

Pengumuman

Pemelihan Ketua OSIS Masa Bhakti...
Hari Ulang Tahun KORPRI 2025

Prestasi

Lomba Desain Batik
Lomba Paskibra

Download App smpn2sugio.sch.id

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Download App smpn2sugio.sch.id

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman